Kamis, 22 April 2010

Dokter Macam Apa

Mungkin sudah banyak yang mendengar dan mengeluhkan bahwa sinetron Indonesia tidak mendidik. Mungkin atas dasar ini pula, para produser sinetron mencoba mencari cara agar sinetron Indonesia jadi tampak cerdas. Jalan keluarnya? Mudah! Bawa saja seorang dokter dalam film, semua akan jadi keren.

Dengan menyisipkan ilmu-ilmu kedokteran, ternyata sinetron tersebut menjadi segar, dan para produser pun mengira apa yang mereka lakukan itu baik demi kemajuan film Indonesia (buktinya adegannya diulang-ulang terus dan diikuti sinetron lain). Berikut beberapa adegan yang sempat terekam oleh jaras penglihatan saya dan rekan-rekan saya.
(Peter Pratama dan Teguh Kristian Perdamaian, ayo bantu di sini hehe)

1. Adegan operasi:
Seorang dokter tampak sedang melakukan tindakan asepsis dan antisepsis (bersihin kulit pake betadine SEBELUM suatu tindakan medis dilakukan). Tiba-tiba percakapan berikut terjadi:
Suster (S): *melihat ke monitor, tampak denyut nadi pasien = 70x per menit* "Dok, Nadi pasien melemah!"
Dokter (D): "ya, dia memang mengalami kecelakaan yang cukup parah" *melepas sarung tangan lalu pergi, operasi selesai*
S: *angguk-angguk*
Catatan:
- frekuensi nadi normal seseorang adalah 60-100x per menit
- sebenarnya operasi baru mulai atau sudah selesai???

2. Adegan dokter memeriksa pasien yang tampak sakit berat:
Dokter (D): *selesai periksa pakai stetoskop* "gawat, kankernya sudah menyebar. Kita perlu melakukan biopsi untuk mengetahui jenis kankernya"
Keluarga pasien (KP): *panik* "apaa?? jadi apa yang bisa kita lakukan dok?"
D: "setelah kita melakukan biopsi, kita bisa menentukan terapi selanjutnya yang dapat dilakukan"
Catatan:
- periksa kanker sudah menyebar pake stetoskop... ?
- di mana dokter tersebut akan melakukan biopsi atas, ehm, 'kanker yang sudah menyebar' kalau tidak berdasarkan pemeriksaan radiologi?

3. Adegan ekshumasi (penggalian kubur untuk kepentingan pengadilan):
Tim dokter, tim kepolisian, dan keluarga sudah berkumpul di makam F.
Keluarga 1: "kita perlu menggali kubur ini untuk mendapatkan sampel DNA F, dengan demikian kita tahu apakah di makam ini benar-benar F atau bukan!"
Keluarga 2: "kalian gila! di makan ini terbaring suami kamu! kalau kalian mau gali kubur ini, langkahi dulu mayat saya!"
Tim polisi dan dokter: *kebingungan, saling lihat, lalu pergi meninggalkan makam tanpa bicara apa-apa*
Keluarga 1: "Pak! jangan pergi! kembali kemari! huhuhuhuhu" *adegan nangis murah*
Catatan:
- Pasal 222 KHUP
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak ... (disensor karena memalukan)

Adegan pasien sekarat:
S-uster: (melihat monitor, tampak HR 30x/menit, ga ada gelombang P, hanya QRS yang terlihat aneh dan tulisan di kanan bawah "LEAD OFF") "Dok, denyut nadi pasien melemah!"
D-okter: "Gawat, segera siapkan alat!"

Dokter mengambil defib, menggosok2 keduanya tp ga pake gel, trus MENEMPELkan ke tubuh pasien tanpa tekanan. Baju pasien tidak dibuka (iyalah, dia kan artis terkenal), dan defib sudah diangkat sebelum pasien terlihat di-defib.... ... See More

Adegan keluarga pasien yg ud baca dan cari2 di internet:
A: "Tunggu B! Aku sudah baca dan mencari tentang penyakitmu. Kamu selalu mengeluhkan sakit pinggang, itu adalah..."
B: (terlihat sedih)
A: "... gejala kanker tulang belakang!"
B: (sedih, berarti si A benar)

Note:
- coba google "low back pain" dan "sakit pinggang"
- abis itu gw buka Robbins. Kanker sumsum tulang gw ms ngerti, tp kanker tulang belakang itu sangat amat langka....
- dan penyakit si B ini KAMBUHAN, means dia sehat walafiat dan bisa jalan sempurna klo tuh "kanker" ga kambuh....

Adegan lupa ingatan:
...ud banyaaaak banget, bahkan di film2 luar negeri. Orang yang kena kecelakaan dan tiba2 ga ingat apa2 termasuk nama. Teknik ini adalah paling ampuh untuk membuat sinetron 20 episode memanjang jadi 200 episode...

Pembanding: amnesia psikis -> tp seharusnya ga sampe lupa nama juga....

Adegan kejang:
(pasien baru kecelakaan, ga ada tanda2 kejang. Tiba2, conveniently, pas ud rapi tertidur di kasur RS, pasien kejang)
S: "Dok, pasiennya kejang!"
D: "Berikan diazepam, sus!" (wow. tau juga dia)
S: (menyuntikkan diazepam ke tabung infus pasien)

Note:
- diazepam ketika kejang diberikan intravena bolus....

Adegan anak tertukar:
A (tentunya dia ibu2 tajir): "Dia bukan anakku!"
B (ibu kandung si "anak", yang ingin anaknya menguasai semua harta A): "Bagaimana jika kita tes DNA?"

...dan seperti yang biasa terjadi, hasil tes DNA itu ditukar.... dengan sangat mudah....

Adegan pasien kontrol:
D: "Keadaan ibu terlihat bagus."
P-asien: "Terima kasih dok."
D: "Sepertinya operasi angkat rahim karena tumor ganas 20 tahun lalu itu tidak meninggalkan efek samping"

(sementara "anak" si pasien yang berusia 19 tahun sedang mengintip lewat pintu yang tidak ditutup. Yea... terima kasih dok, penjelasannya sangat jelas dan detail)

Adegan ACLS 1:
S: "Dok, pasien sekarat!"
D: "Siapkan alat sus!" (kemudian melakukan teknik defib sesuai "Indonesian Cinema Heart Association" , tentu tanpa epinefrin dan atropin)
S: "Pasien tidak merespon dok..."

Dokter keluar ruangan, kemudian bertemu keluarga.
D: "Maaf, kami sudah usahakan yang sebaik2nya"
A: "TIDAK MUNGKIN DOK!!!! IBU SAYA TIDAK MUNGKIN MENINGGAL!!! "
B: "Maaf dok, apakah ada hal lain yang mungkin dilakukan? Saya mohon dok"

...(lha, wong ud meninggal... .)
D: "Hmm... baik, jika memang begitu. Saya akan coba memasukkan obat. Sisanya tergantung yang Di Atas"

(kemudian pasien diinfus sesuatu, dan setelah 10 menit, pasien kembali hidup dengan sinus rythm dan HR 80-an)

Note:
- seandainya gw punya obat itu... ga usah susah2 CPR gw...
- jangan disebut, apalagi dipraktikan, di depan Dr. Riyadh, SpAn.




(dikutip dari notes facebook sejawat 2006)

Tidak ada komentar: