Senin, 14 September 2009

diare kronis_intoleransi laktosa

normal
Karbohidrat :
monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa):
disakarida (laktosa atau gula susu, sukrosa atau gula pasir dan maltosa)
polisakarida (glikogen, amilum, tepung)

[Laktosa merupakan karbohidrat utama dari susu (susu sapi = 50mg laktosa /liter)]

--> disakarida masuk usus --> ke mikrofili --> oleh enzim disakaridase (laktase, sukrase, dan maltase) yang ada di permukaan mikrovili --> menjadi monosakarida


intoleransi laktosa
defisiensi enzim laktase dalam brush border usus halus --> proses pemecahan laktosa menjadi glukosa terganggu (gangguan hidrolisis karbohidrat pada membran enterosit) --> gangguan penyerapan makanan atau zat --> tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat --> pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus -->Isi rongga usus yang berlebihan --> merangsang usus untuk mengeluarkannya --> timbul diare
diare yang sangat sering, cair, asam (ph dibawah 4,5), meteorismus, flatulens dan kolik abdomen --> pertumbuhan anak akan terlambat bahkan tidak jarang terjadi malnutrisi dengan rasio tinggi dan berat badan kurang dari persentil ke-5.

!!! Pemeriksaan laboratorium

1. Pengukuran pH tinja (pH < 6, normal pH tinja 7- 8)

2. Penentuan kadar gula dalam tinja dengan tablet "Clinitest". Normal tidak terdapat gula dalam tinja. (+ = 0,5%, + + = 0,75%, +++ = 1%, ++++ = 2%).

3. Lactose loading (tolerance) test
Setelah penderita dipuasakan selama semalam diberi minum laktosa 2 g/kgbb. Dilakukan pengukuran kadar gula darah sebelum diberikan laktosa dan setiap 1/2jam kemudian hingga 2 jam lamanya. Pemeriksaan ini dianggap positif (intoleransi laktosa) bila didapatkan grafik yang mendatar selama 2 jam atau kenaikan kadar gula darah kurang dari 25 mg% (Jones, 1968).

4. Barium meal lactose
Setelah penderita dipuasakan semalam, kemudian diberi minum larutan barium laktosa. Kemudian dilihat kecepatan pasase larutan tersebut. Hasil dianggap positif bila larutan barium laktosa terlalu cepat dikeluarkan (1 jam) dan berarti pula hanya sedikit yang diabsorbsi.

5. Biopsi mukosa usus halus dan ditentukan kadar enzim laktase dalam mukosa tersebut. Untuk diagnosis klinis biopsi usus penting sekali, karena banyak hal dapat diketahui dari pemeriksaan ini, misalnya gambaran vilus di bawah dissecting microscope. Gambaran histologis mukosa (mikroskop biasa dan elektron), aktifitas enzimatik (kualitatifdan kuantitatif). Biopsi usus ternyata tidak berbahaya dan sangat bermanfaat dalam menyelidiki berbagai keadaan klinis yang disertai malabsorbsi usus.

6. Sugar chromatography dari tinja dan urin.

!!! Pengobatan

LLM/FLM 2-3 bulan --> susu formula yang biasa
susu formula susu kedelai : tepung rantai pendek atau sukrosa sebagai sumber gula

Tidak ada komentar: